Kamis, 10 Oktober 2019

Makalah algoritma paralel dan algoritma genetika











DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A.    Algoritma Paralel.................................................................................. 2
B.     Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dengan Matriks................... 6
C.     Algoritma Genetika.............................................................................. 10
D.    Searching dan Optimasi Paralel dalam Algoritma Genetika................. 11
E.     Kelebihan Algoritma Genetika ( GA ) sebagai Metode Optimasi........ 12
BAB III............................................................................................................ 14
PENUTUP...................................................................................................... 14
A.    Kesimpulan........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
         Masalah numerik merupakan salah satu masalah yang memerlukan kecepatan komputasi yang sangat tinggi untuk dapat mengadaptasi suatu algoritma sekuensial ke dalam algoritma paralel, maka terlebih dahulu harus dipelajari mengenai konsep pemrosesan paralel dan bagaimana proses-proses dapat berlangsung secara paralel.
         Algoritma genetika merupakan suatu metode yang menggunakan seleksi alam yang merupakan bagian utama dari prinsip evolusi sebagai dasar pemikiran untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Prinsip ini dikemukakan oleh Charles Darwin, dimana tanpa menghiraukan prinsip dasar penurunan sifat, Darwin mengemukakan penggabungan kualitas induk pada generasi berikutnya, disamping itu bahwa individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mempunyai kesempatan hidup yang lebih besar.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Penjelasan Latar belakang di atas di dalam Penulisan Makalah, akan kami angkat permasalahan, yang terdapat mengenai  isi di dalam makalah yang tercantum di bawah ini :
1)      Penjelasan tentang Algoritma Paralel
2)      Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear menggunakan metode Matriks
3)      Penjelasan tentang Algoritma Genetika





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Algoritma Paralel
Algoritma paralel adalah algoritma untuk menyelesaikan masalah numerik, karena masalah numerik merupakan salah satu masalah yang memerlukan kecepatan komputasi yang sangat tinggi. Untuk dapat mengadaptasi suatu algoritma sekuensial ke dalam algoritma paralel, terlebih dahulu harus dipelajari mengenai konsep pemrosesan paralel dan bagaimana proses-proses dapat berlangsung secara paralel.
Dalam beberapa kasus, algoritma sekuensial dengan mudah dapat diadaptasi ke dalam lingkungan paralel. Namun dalam kebanyakan kasus, problem komputasi harus dianalisa ulang dan menghasilkan algoritma paralel yang baru. Terdapat beberapa penelitian mengenai perancangan algoritma paralel untuk problem-problem praktis seperti pengurutan, pemrosesan geraf, solusi untuk persamaan lanjar, solusi untuk persamaan diferensial, dan untuk simulasi. Teknik pembangunan algoritma paralel dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Paralisme Data
Teknik paralelisme data merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam program paralel. Teknik ini lahir dari penelitian bahwa aplikasi utama komputasi paralel adalah dalam bidang sain dan engineer, yang umumnya melibatkan array multi-dimensi yang sangat besar. Dalam program sekuensial biasa, array ini dimanipulasi dengan mempergunakan perulangan bersarang untuk mendapatkan hasil. Kebanyakan program paralel dibentuk dengan mengatur ulang algoritma sekuensial agar perulangan bersarang tersebut dapat dilaksanakan secara paralel. Paralelisme data menunjukkan bahwa basis data dipergunakan sebagai dasar untuk membentuk aktifitas paralel, dimana bagian yang berbeda dari basis data akan diproses secara paralel. Dengan kata lain paralelisme dalam program ini dibentuk dari penerapan operasi-operasi yang sama ke bagian array data yang berbeda. Prinsip paralelisme data ini berlaku untuk pemrograman multiprosesor dan multikomputer.
2. Partisi Data
Merupakan teknik khusus dari Paralelisme Data, dimana data disebar ke dalam memori-memori lokal multikomputer. Sebuah proses paralel kemudian ditugaskan untuk mengoperasikan masingmasing bagian data. Proses tersebut harus terdapat dalam lokal memori yang sama dengan bagian data, karena itu proses dapat mengakses data tersebut secara lokal. Untuk memperoleh kinerja yang baik, setiap proses harus memperhatikan variabel-variabel dan data-data lokalnya masing-masing.
      Jika suatu proses membutuhkan akses data yang terdapat dalam remote memori, maka hal ini dapat dilakukan melalui jaringan message passing yang menghubungkan prosesor-prosesor. Karena komunikasi antar prosesor ini menyebabkan terjadinya waktu tunda, maka messsage passing ini sebaiknya dilakukan dalam frekuensi yang relatif kecil. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari partisi data adalah untuk mereduksi waktu tunda yang diakibatkan komunikasi messsage passing antar prosesor. Algoritma paralel mengatur agar setiap proses dapat melakukan komputasi dengan local data masing-masing.

3. Algoritma Relaksasi
Pada algoritma ini, setiap proses tidak membutuhkan sinkronisasi dan komunikasi antar proses. Meskipun prosesor mengakses data yang sama, setiap prosesor dapat melakukan komputasi sendiri tanpa tergantung pada data antara yang dihasilkan oleh proses lain. Contoh algoritma relaksasi adalah algoritma perkalian matrik, pengurutan dengan mengunakan metode ranksort dan lain sebagainya.

4. Paralelisme Sinkron
Aplikasi praktis dari komputasi paralel adalah untuk problem yang melibatkan array multi-dimensi yang sangat besar. Problem tersebut mempunyai peluang yang baik untuk paralelisme data karena elemen yang berbeda dalam array dapat diproses secara paralel. Teknik komputasi numerik pada array ini biasanya iteratif, dan setiap iterasi akan mempengaruhi iterasi berikutnya untuk menuju solusi akhir. Misalnya saja untuk solusi persamaan numerik pada sistem yang besar. Umumnya, setiap iterasi mempergunakan data yang dihasilkan oleh iterasi sebelumnya dan program akhirnya menuju suatu solusi dengan akurasi yang dibutuhkan. Algoritma iterasi ini mempunyai peluang paralelisme pada setiap iterasinya. Beberapa proses parallel dapat dibentuk untuk bekerja pada array bagian yang berbeda. Namun setelah setiap iterasi, prosesproses harus disinkronkan, karena hasil yang diproduksi oleh satu proses dipergunakan oleh prosesproses lain pada iterasi berikutnya. Teknik pemrograman paralel seperti ini disebut paralelisme sinkron. Contohnya adalah perhitungan numerik pada Metode Eliminasi Gauss. Pada paralelisme sinkron ini, struktur umum programnya biasanya terdiri dari perulangan FORALL yang akan membentuk sejumlah besar proses paralel untuk dioperasikan pada bagian array data yang berbeda. Setiap proses diulang dan disinkronkan pada akhir iterasi. Tujuan dari sinkronisasi ini adalah untuk meyakinkan bahwa seluruh proses telah menyelesaikan iterasi yang sedang berlangsung, sebelum terdapat suatu proses yang memulai iterasi berikutnya.

5. Komputasi Pipeline
Pada komputasi pipeline, data dialirkan melalui seluruh struktur proses, dimana masing-masing proses membentuk tahap-tahap tertentu dari keseluruhan komputasi . Algoritma ini dapat berjalan dengan baik pada multikomputer, karena adanya aliran data dan tidak banyak memerlukan akses ke data bersama. Contoh komputasi pipeline adalah teknik penyulihan mundur yang merupakan bagian dari metode Eliminasi.
Dalam merancang suatu algoritma paralel kita harus mempertimbangkan pula hal-hal yang dapat mengurangi kinerja program paralel. Hal-hal tersebut adalah :



1.      Memory Contention
Eksekusi prosesor tertunda ketika prosesor menunggu hak ases ke sel memori yang sedang dipergunakan oleh prosesor lain. Problem ini muncul pada arsitektur multiprosesor dengan memori bersama.

2. Excessive Seqential Code
Pada beberapa algoritma paralel, akan terdapat kode sekuensial murni dimana tipe tertentu dari operasi pusat dibentuk, seperti misalnya pada proses inisialisasi. Dalam beberapa algoritma, kode sekuensial ini dapat mengurangi keseluruhan speedup yang dapat dicapai. Process Creation Time Pembentukan proses paralel akan membutuhkan waktu eksekusi. Jika proses yang dibentuk relative berjalan dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan waktu pembentukan proses itu sendiri, maka overhead pembuatan akan lebih besar dibandingkan dengan waktu eksekusi paralel algoritma. Communication Delay Overhead ini muncul hanya pada multikomputer. Hal ini disebabkan karena interaksi antar prosesor melalui jaringan komunikasi. Dalam beberapa kasus, komunikasi antar dua prosesor mungkin melibatkan beberapa prosesor antara dalam jaringan komunikasi. Jumlah waktu tunda komunikasi dapat menurunkan kinerja beberapa algoritma paralel.

6. Synchronization Delay
Ketika proses paralel disinkronkan, berarti bahwa suatu proses akan harus menunggu proses lainnya. Dalam beberapa program paralel, jumlah waktu tunda ini dapat menyebabkan bottleneck dan mengurangi speedup keseluruhan. Load Imbalance Dalam beberapa program paralel, tugas komputasi dibangun secara dinamis dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu harus selalu ditugaskan ke prosesor-prosesor sejalan dengan pembangunan tugas tersebut. Hal ini dapat menyebabkan suatu prosesor tidak bekerja (idle), sementara prosesor lainnya tidak dapat mengerjakan task yang ditugaskannya.

B.     Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dengan Matriks
1.      Sistem Persamaan Linier dua Variabel

       Salah satu diantara penggunaan invers matriks adalah untuk menyelesaikan
sistim persamaan linier. Tentu saja teknik penyelesaiannya dengan aturan persamaan matriks, yaitu :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVwXVgaMFccNzVDvIIW_JZrWPWy41MZTmUaOUvc-eDcZ2oqCOBrPO6fYH8VQCJpoHoN-VLpsZ2OJRIhQHVGWeuxJkQEYe7QuuDxqny2-8B0DcE2OeSncKfgMMv4VXXO2UEXnoLTNFW3ew/s400/Menyelesaikan+Persamaan+Matriks+2.JPG
       Selain dengan persamaan matriks, teknik menyelesaikan sistem persamaan linier juga dapat dilakukan dengan determinan matriks. Aturan dengan cara ini adalah :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaEP6O__2PrJB51Rv730w4N_xcGgXxpuUjE0sNYDgPPHhrZ28tMYN5XMnqnBCgLyCLVBsv9_tc-5Q5P5WnM_lenipPrCReou8SB4mURybSa9E_vYP1me5NWwbh2aBKx_4QFCdQkxeT7r4/s400/Menyelesaikan+Persamaan+Matriks+3.JPG
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM3cpPUq26reO7a3UsDuRfKy6xrB80Jz63JoX7KbD_8Pp2AArSeNbxISJU818A2GgQ7sIJbBkH9bzwuRDi6awyLgNWzHSPRG16x2Jo6SPCeOOHeq7OXyaC0xxOcZCZu7i4K3LP0VCldFs/s320/Menyelesaikan+Persamaan+Matriks+4.JPG

Untuk lebih jelasnya, ikutilah contoh soal berikut ini:
Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x – 3y = 8 dan x + 2y = –3 dengan metoda:
a)      Invers matriks
b)      Determinan
Jawab :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitCsjeSzGpqxcdV2qwr_rND7u8-XeKi16x2BYhuf-nl-dWh5JL6YG-yAA1Kt_uu_m44LHcWxnB69A-i0_Tj5B3ZP4DvdpTkrxAC_0CTxMs9DHKpDTB2a-1xDk3QnHiGT08KVXyMl5umEE/s320/Menyelesaikan+Persamaan+Matriks+5.JPG
a)      Dengan metoda invers matriks diperoleh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj1xE65zacTa4pQXy7-ngOjMM-Seyj0H9KLspoAD26m8VIxJxlujqUuCuwraR_ReSS0iL6QDcajldtJ3KK8MUZbF4FoEKFD9NijrXXzPUNbnZXX6O_o_MxIZyYCauzbuJE5Q6Id01nTpQ/s320/Menyelesaikan+Persamaan+Matriks+6.JPG
b)      Dengan metode determinan matriks diperoleh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimcJ5sArm_-YHyP42InB8lqcvZXLsja2REkGvJGGkcbBpaqOy_oMyA5Zf1u4p4KCC0V-J8czDLW0puuBLAyf873mKkUIi0sWv6n9SKCrCNsyRmnbAkyjk6ZhieOZtQqINyA0dKzabNkiY/s320/Menyelesaikan+Persamaan+Matriks+7.JPG
            2) Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel.
Seperti halnya pada sistem persamaan linier dua variabel, menyelesaikan sistem persamaan linier tiga variabel dengan matriks juga terdiri dari dua cara, yakni dengan menggunakan determinan matriks dan dengan menggunakan aturan invers perkalian matriks. Berikut ini akan diuraikan masing masing cara tersebut.

Aturan menyelesaikan sistem persamaan linier menggunakan determinan matriks adalah dengan menentukan terlebih dahulu matriks koefisien dari sistem persamaan itu. Selanjutnya ditentukan empat nilai determinan sebagai berikut:
a.       D yakni determinan matriks koefisien
b.      Dx yakni determinan matriks koefisien dengan koefisien x diganti konstanta
c.       Dy yakni determinan matriks koefisien dengan koefisien y diganti konstanta
d.      Dz yakni determinan matriks koefisien dengan koefisien z diganti konstanta
Rumus masing-masingnya adalah sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8VSdjiPOTTeMkXjMpUju7GxkwqAsFQeEVMMgdPJq4nfPsJug2rvJH2xA8IUcZQ-WtRjB79GjBXb8W8VUvnWOjoR56bbvCyF9QBYiU8vdnUWnQvyiN1pONv_ImicrtUXn8kA7CnbX6wH0/s400/Menyelesaikan+Sistem+Persamaan+Linier+Dengan+Matriks.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX8gbt2DY9NZCgCXKWcVXGsWWfbCRGIKESBLBKjpNBwmM8201mU3t4Qkh3hHkqnhJvTQenxB2IHoF5s8OvbuqMKkTgfVERpuJAWNaa-8a3O2QfASuCWbZv06LN5X7qD6YP_ZLQ19RYiF8/s400/Menyelesaikan+Sistem+Persamaan+Linier+Dengan+Matriks+1.JPG
Untuk lebih jelasnya, ikutilah contoh soal berikut ini:


Tentukanlah himpunan penyelesaian sistem persamaan linier dibawah ini dengan menggunakan metoda determinan
2x – 3y + 2z = –3
x + 2y + z = 2
2x – y + 3z = 1
Jawab :
D = (2)(2)(3) + (–3)(1)(2) + (2)(1)(–1) – (2)(2)(2) – (2)(1)(–1) – (–3)(1)(3)
D = 12 – 6 – 2 – 8 + 2 + 9
D = 7
Dx = (–3)(2)(3) + (–3)(1)(1) + (2)(2)(–1) – (2)(2)(1) – (–3)(1)(–1) –
(–3)(2)(3)
Dx = –18 – 3 – 4 – 4 – 3 + 18
Dx = –14
Dy = (2)(2)(3) + (–3)(1)(2) + (2)(1)(1) – (2)(2)(2) – (2)(1)(1) – (–3)(1)(3)
Dy = 12 – 6 + 2 – 8 – 2 + 9
Dy = 7
Dz = (2)(2)(1) + (–3)(2)(2) + (–3)(1)(–1) – (–3)(2)(2) – (2)(2)(–1) –
(–3)(1)(1)
Dz = 4 – 12 + 3 + 12 + 4 + 3
Dz = 14


C.    Algoritma Genetika
          Algoritma genetika adalah suatu algoritma pencarian yang berbasis pada mekanisme seleksi alam dan genetika. Algoritma genetika merupakan salah satu algoritma yang sangat tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah optimasi kompleks, yang sulit dilakukan oleh metode konvernsional.
          Algoritma genetika bekerja dengan suatu populasi string dan melakukan proses pencarian nilai optimal secara parallel, dengan mengunakan operator genetika. Algoritma genetika akan melakukan rekombinasi antar individu. Algoritma genetika memiliki elemen dasar berupa string yang tersusun dari rangkaian substring (gen), yang masing-masing merupakan kode dari parameter dalam ruang solusi dimana suatu string (kromosom) menyatakan kandidat solusi. Kumpulan string dalam populasi berkembang dari generasi ke generasi melalui operator genetika. Pada setiap iterasi, individu-individu (kromosom) dalam populasi itu akan dievolusi dan diseleksi untuk menentukan populasi pada generasi berikutnya. Populasi ini akan terus berulang sampai menemukan suatu  parameter dengan nilai yang paling optimal sesuai dengan yang diinginkan.
          Algoritma genetika (Genetic Algorithms, GA) merupakan tipe EA yang paling popular. Algoritma genetika berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Karena kemampuannya untuk menyelesaikan berbagai masalah kompleks, algoritma ini banyak digunakan dalam bidang fisika, biologi, ekonomi, sosiologi dan lain-lain yang sering menghadapi masalah optimasi yang model matematikanya kompleks atau bahkan sulit dibangun.
          Generasi ini akan merepresentasikan perbaikan-perbaikan pada populasi awalnya. Dengan melakukan proses ini secara berulang, algoritma ini diharapkan dapat mensimulasikan proses evolusioner. Pada akhirnya, akan didapatkan solusi-solusi yang paling tepat bagi permasalahan yang dihadapi. Untuk menggunakan algoritma genetika, solusi permasalahan direpresentasikan sebagai khromosom.
          Tiga aspek yang penting untuk penggunaan algoritma genetika:
1.   Defenisi fungsi fitness
2.   Defenisi dan implementasi representasi genetika
3.   Defenisi dan implementasi operasi genetika
Jika ketiga aspek di atas telah didefinisikan, algoritma genetika akan bekerja dengan baik. Tentu saja, algoritma genetika bukanlah solusi terbaik untuk memecahkan segala masalah. Sebagai contoh, metode tradisional telah diatur untuk untuk mencari penyelesaian dari fungsi analitis convex yang “berperilaku baik” yang variabelnya sedikit. Pada kasus-kasus ini, metode berbasis kalkulus lebih unggul dari algoritma genetika karena metode ini dengan cepat menemukan solusi minimum ketika algoritma genetika masih menganalisa bobot dari populasi awal.
          Untuk problem-problem ini pengguna harus mengakui fakta dari pengalaman ini dan memakai metode tradisional yang lebih cepat tersebut. Akan tetapi, banyak persoalan realistis yang berada di luar golongan ini. Selain itu, untuk persoalan yang tidak terlalu rumit, banyak cara yang lebih cepat dari algoritma genetika. Jumlah besar dari populasi solusi, yang merupakan keunggulan dari algoritma genetika, juga harus mengakui kekurangannya dalam dalam kecepatan pada sekumpulan komputer yang dipasang secara seri-fitness function dari tiap solusi harus dievaluasi. Namun, bila tersedia komputerkomputer yang paralel, tiap prosesor dapat mengevaluasi fungsi yang terpisah pada saat yang bersamaan. Karena itulah, algoritma genetika sangat cocok untuk perhitungan yang paralel.

D.    Searching dan Optimasi Paralel dalam Algoritma Genetika
          Dalam bidang industri manufaktur, GA digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan produksi. GA juga bisa diterapkan untuk kompresi citra, optimasi penugasan mengajar bagi dosen, penjadwalan dan alokasi ruang ujian, optimasi penjadwalan kuliah, optimasi multi travelling salesman problem (M-TSP), dan penyusunan rute dan jadwal kunjungan wisata yang efisien. Algoritma genetika diilhami oleh ilmu genetika, karena itu istilah yang digunakan dalam algoritma genetika banyak diadopsi dari ilmu tersebut.
          Apabila dibandingkan dengan prosedur pencarian dan optimasi biasa, algoritma genetika berbeda dalam beberapa hal sebagai berikut :
·         Manipulasi dilakukan terhadap kode dari himpunan parameter (biasa disebut chromosome), tidak secara langsung terhadap parameternya sendiri.
·         Proses pencarian dilakukan dari beberapa titik dalam satu populasi, tidak dari satu titik saja.
·         Proses pencarian menggunakan informasi dari fungsi tujuan.
·         Pencariannya menggunakan stochastic operators yang bersifat probabilistik, tidak menggunakan aturan deterministik.

E.     Kelebihan Algoritma Genetika ( GA ) sebagai Metode Optimasi
·         GA merupakan algoritma yang berbasis populasi yang memungkinkan digunakan pada optimasi masalah dengan ruang pencarian (search space) yang sangat luas dan kompleks. Properti ini juga memungkinkan GAs untuk melompat keluar dari daerah optimum lokal.
·         Individu yang ada pada populasi bisa diletakkan pada beberapa sub-populasi yang diproses pada sejumlah komputer secara paralel. Hal ini bisa mengurangi waktu komputasi pada masalah yang sangat kompleks. Penggunaan sub-populasi juga bisa dilakukan pada hanya satu komputer untuk menjaga keragaman populasi & meningkatkan kualitas hasil pencarian.
·         GA menghasilkan himpunan solusi optimal yang sangat berguna pada peyelesaian masalah dengan banyak obyektif.
·         GA dapat menyelesaikan masalah kompleks dengan banyak variabel (kontinyu, diskrit atau campuran keduanya).
·         GA menggunakan chromosome untuk mengkodekan solusi sehingga bisa melakukan pencarian tanpa memperhatikan informasi derivatif yang spesifik dari masalah yang diselesaikan.
·         GA bisa diimplementasikan pada bermacam data seperti data yang dibangkitkan secara numerik atau dengan fungsi analitis.
·         GA cukup fleksibel untuk dihibridisasikan dengan algoritma lainnya. Beberapa penelitian membuktikan, hybrid GA (HGA) sangat efektif untuk menghasilkan solusi yang lebih baik.
·         GA bersifat ergodic, sembarang solusi bisa diperoleh dari solusi yang lain dengan hanya beberapa langkah. Hal ini memungkinkan eksplorasi pada daerah pencarian yang sangat luas, yang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
                Jadi Algoritma paralel itu merupakan suatu uruta-urutan logis dari suatu pernyataan yang ditekankan pada manipulasi elemen data yang dimiliki oleh satu atau lebih dari satu proses secara bersamaan dalam rangka menyelesaikan sebuah masalah yang biasanya dieksekusi dengan asumsi satu instruksi pada suatu waktu yamg dimana menggunakan komputer parallel yang memiliki banyak prosesor (multi prosesor) dan memiliki kemampuan pengolahan/pemrosesan parallel serta melakukan proses running time untuk suatu penilaian algoritma dalam analisa algoritma pengolahan parallel dimana waktu yang digunakan oleh sebuah algoritma untuk menyelesaikan masalah pada sebuah komputer parallel dihitung dari saat algoritma mulai hingga saat algoritma berhenti.
                Sedangkan algoritma genetika bekerja dengan suatu populasi string dan melakukan proses pencarian nilai optimal secara parallel, dengan mengunakan operator genetika. Algoritma genetika akan melakukan rekombinasi antar individu. Algoritma genetika memiliki elemen dasar berupa string yang tersusun dari rangkaian substring (gen), yang masing-masing merupakan kode dari parameter dalam ruang solusi dimana suatu string (kromosom) menyatakan kandidat solusi. Kumpulan string dalam populasi berkembang dari generasi ke generasi melalui operator genetika. Pada setiap iterasi, individu-individu (kromosom) dalam populasi itu akan dievolusi dan diseleksi untuk menentukan populasi pada generasi berikutnya. Populasi ini akan terus berulang sampai menemukan suatu  parameter dengan nilai yang paling optimal sesuai dengan yang diinginkan.





DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar