Kamis, 13 Desember 2018

Jendela Informasi Islam "Perlakuan Untuk sesama Makhluk"

[12/9 11.05] Najih Amjad: MEMPERLAKUKAN HEWAN-HEWAN DENGAN KASIH SAYANG: Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat untuk seluruh alam. Beliau sangat menyayangi hewan-hewan sebagaimana beliau menyayangi manusia. Beliau menyarankan para sahabat agar tidak membiarkan hewan-hewan dalam kelaparan dan kehausan, tidak memberikan beban barang berat kepada hewan, tidak memukulnya, tidak melakukan penyiksaan dengan api atau tidak menjadikannya sebagai sasaran untuk dipanah. Suatu hari Rasulullah SAW bertemu dengan sekelompok orang yang sedang menunggu di atas hewannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Pakailah hewan kalian dengan baik, jangan membuat dia lelah! Apabila urusan kalian sudah selesai, istirahatkanlah. Jika hanya ingin berbicara lama di jalan atau di pasar, janganlah kalian diam di atas hewan kalian. Begitu banyak hewan yang ditunggangi itu lebih baik daripada yang menungganginya, dan hewan itu lebih banyak berzikir kepada Allah SWT.” (Musnad Ahmad)  Rasulullah SAW pernah menaikkan Aisyah RA ke atas unta yang belum pernah ditunggangi sekali pun, dan beliau bersabda, “Ya Aisyah, bersikap lembutlah terhadap unta ini. Karena barang siapa yang memiliki kelembutan dan kasih sayang, dia adalah orang yang mulia. Akan tetapi, apabila tidak ada kelembutan pada dirinya, dia adalah orang yang kotor.” (Sunan Abu Dawud) Suatu hari Ibnu Umar RA pernah bertemu dengan para pemuda yang menjadikan seekor ayam sebagai sasaran panah. Ketika para pemuda ini melihat kedatangan Ibnu Umar RA, mereka langsung bubar dan berpencar. Ibnu Umar RA bertanya, “Siapa yang meletakkan ayam ini? Ketahuilah oleh kalian bahwa Rasulullah SAW melaknat seseorang yang menjadikan ayam (atau hewan lain) sebagai sasaran untuk dibunuhnya.” (Shahih Bukhari) PONTREN SELAMAT, MAGELANG: Rabu-12-September-2018. [12/9 13.34] Najih Amjad: اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ “Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (HR. Muslim no. 2713). Diwahos sak derenge sare....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar